A Letter To My Room Mate

saya nggak tau sejak kapan, tapi saya rasa sekarang kenyamanan itu sudah nggak ada lagi.

hari-hari yang kita lewatkan bersama tiada lagi berarti.

kita, hanya sebatas teman sekamar tidak ada lebih, tidak punya ikatan emosional. kita tidak bisa disebut keluarga. kita tidak saling mengerti satu sama lain.

saya rindu teman kamar yang dulu. dimana hari-hari kita selalu dipenuhi dengan luapan tawa. pun kalau memang harus ada yang menangis, kita tidak sendirian, kita menanggung perasaan sedih bersama, saling menghibur satu sama lain.

saya rindu, malam-malam kita yang larut oleh pillow talk. biarpun yang kita obrolkan kadang tidak penting, sering curhat galau, bahkan ngomongin teman kamar yang lain. tapi saya merasa ada kehangatan di sana. 

sekarang, jangankan mengobrol lama tentang hal yang tidak penting, jangankan mengobrol lama tentang perasaan yang dalam. mengobrol pendek saja kita tidak pernah lakukan. kita hanya berbicara sepotong-sepotong mengenai hal yang memang penting dan teknik. atau bahkan, banyak hal penting yang tidak kita bicarakan. 

kita benar-benar hanya melakukan rutinitas. makan, tidur, mengganti baju. rutinitas yang tak berarti. 

banyak rahasia yang tersimpan di kepala kita masing-masing. saya tidak memaksa semua hal harus diceritakan. saya juga mengerti, bahwa saya orang yang sangat cuek dengan urusan orang lain yang tidak menyangkut saya. tetapi setidaknya, untuk hal yang sangat penting, berbicaralah, untuk hal-hal yang membahagiakan, berbagilah, untuk hal-hal yang sedih, mengadulah. 

saya menyadari saya buka orang yang perhatian, saya bukan orang yang peka, saya tidak akan mengetahui suatu kabar jikalau tidak diberitahu langsung. tetapi setidaknya, jika seseorang bercerita kepada saya, saya akan mencoba untuk mendengar. 

sya tidak tahu apakah hanya sayang yang merasakan ini. kalau memang iya, berarti saya yang salah. tapi kalau kalian juga merasakan hal yang sama, maka hubungan kita yang salah.

saya pernah mendengar bahwa, komunikasi adalah suatu hal yang krusial dalam sebuah hubungan. dan betul, hampir tidak ada komunikasi diantara kita. komunikasi kita buruk sekali. kita tidak lagi satu frekuensi. itulah mengapa saya merasa hubungan kita sama sekali tidak baik-baik saja. 

saya paham, bahwa teman kamar yang dulu dan sekarang adalah seratus persen orang yang berbeda. dengan umur yang berbeda. ketertarikan yang berbeda. tapi bukankan perbedaan justru seharusnya membuat sesuatu menjadi lebih indah? lihatlah pelangi! 

dan sekarang saya sampai pada titik di mana saya sudah tidak betah lagi. saya tidak tahu bagaimana memperbaiki ini. saya tidak tahu bagaimana cara berbicara kepada kalian, 

maka saya tulis surat ini. dengan bahasa yang amburadul, sudah berbulan-bulan saya tidak menulis. 

saya tidak berharap kalian akan membaca surat saya, karena saya tahu, pasti kalian akan bersikap beda terhadap saya. 

pada kesimpulannya adalah, saya memang sudah tidak betah, tetapi saya akan tetap bertahan. sepahit apapun itu. saya hanya berharap hubungan kita bisa membaik. 

salam,

your worse room mate

Komentar

Posting Komentar